Ketika kita berbicara tentang keluarga, maka komponen utama yang akan
kita dapati adalah ayah, ibu dan anak. Semuanya telah begitu apik
ditata dalam Islam tentang hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Meski bukan hadis Nabi Saw, dan hanya perkataan baik dari ulama,
namun “wanita adalah tiang negara” sepertinya masih menjadi rujukan
valid melihat realitas yang ada di kehidupan rumah tangga.
Hal ini bisa dibuktikan, bahwa wanita, yang memainkan dua peranan
dalam waktu yang bersamaan; sebagai Isteri dan Ibu, turut menjadi
komponen utama pembentuk karakter keluarga. Bahkan disebut-sebut, Ibu
adalah madrasah aula (sekolah pertama) bagi putra-putrinya dalam konteks
tarbiyatul aulad (pendidikan anak dalam Islam). Disisi yang lain,
sering kita dengar, keluarga adalah peletak batu pertama peradaban. Dan
wanita, engkau ada didalamnya.
Bukan berarti mengesampingkan peranan penting lelaki, karena pada
kenyataan sang nahkoda juga tak kalah penting, terlebih disaat genting.
Karena ia kemudian pemegang final segala keputusan yang harus ditaati
oleh semua awak kapal. Hendak bagaimana dan kemana kepalnya melaju.
Hanya saja, ketika kita kembali melihat tugas wanita yang harus
mengandung, melahirkan, menyusui dan akhirnya merawat dan
menumbuh-kembangkan (baca:mendidik), maka disini terlihat jelas, bahwa
harus ada bekal khusus bagi
seorang wanita dalam menjalankan peranannya. Bukan kemudian para bapak
lepas tangan, tapi ada poin-poin yang hanya bisa dilakukan oleh wanita
secara naluriah. Itulah sebabnya kenapa ada kodrat masing-masing yang
tak perlu kita tuntut untuk disamakan, namun biarlah pada fitrahnya
masing-masing untuk kita sinergikan begitu mistaqan ghalidza menyatukan.
Itu baru peranan menjadi Ibu, lalu bagaimana menjadi istri?
“Perhiasan terindah dunia adalah wanita salihah” demikan sabda Nabi Saw, nan
mashur menghargai wanita di kehidupan dunia.
Kenapa harus diidentikan dengan perhiasan terindah? Maka dalam hal
ini, dua jempol untuk sang Nabi Saw., karena ketepatan beliau membidik
ketertarikan para adam. Bahwa sudah menjadi fitrah dasar manusia,
cenderung menyukai kepada hal yang indah-indah. Maka, suguhan keindahan
hakiki hanya ditunjukan untuk wanita salihah, dan ini hanya berlaku
untuk lelaki beriman yang tahu tentang hakikat keindahan, tanpa mudah
tergoda kemudiain berhasil ditipu oleh keindahan palsu, semu dan
sementara.
Pertanyaan sederhana dari para wanita kemudian, bagaimanakah wanita salihah
itu? Sebuah lirik nasyid dari the fikr, cukup lengkap mendeskripsikannya.
Wanita salihah adalah sebaik-baik keindahan.
Menatapnya menyejukan kalbu.
Mendengarkan suaranya menghanyutkan batin.
Ditinggalkan menambah keyakinan.
Wanita salihah adalah bidadari surga yang hadir di dunia.
Wanita salihah adalah ibu dari anak-anak yang mulia.
Wanita salihah adalah isteri yang menuguhkan jihad suami.
Wanita salihah, penerbar rahmat bagi rumah tangga, cahaya dunia dan akhirat
(prolog)
Perhiasan yang paling indah bagi seorang abdi Allah, itulah ia wanita salihah, ia menghiasi dunia.
Aurat ditutup demi kehormatan, kitab Al-Quran didaulahkan, suami
mereka ditaatinya, walau perjuangan dirumah saja akhlaq mulia yang ia
hadirkan.
Karena iman dan juga Islam telah menjadi keyakinan. Jiwa raga mampu dikorbankan, harta kemewahan dilaburkan.
Didalam kehidupan ini, ia menampakan kemuliaan. Bagai sekuntum mawar yang tegar di tengah gelombang kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar