Sayangnya, lazimnya sebuah festival film,
pemeran-pemeran terbaik jumlahnya tidak sebanyak yang tidak baik.
Dalam al-Qur’an, Allah menyebut kalimat wa laakinna aktsara al-naasi (tetapi kebanyakan manusia), yang pasti diikuti dengan sifat negatif.
Dalam al-Qur’an, Allah menyebut kalimat wa laakinna aktsara al-naasi (tetapi kebanyakan manusia), yang pasti diikuti dengan sifat negatif.
Ada tiga sifat yang pasti menyertai kalimat itu:
pertama, laa yu’minun (tidak beriman); kedua, laa ya’lamuun
(tidak mengetahui); ketiga, laa yasykuruun (tidak bersyukur). Hal ini
bermakna bahwa mayoritas manusia tidak memenuhi kualifikasi terbaik.
Tiga hal tersebut, yaitu iman (belief),
pengetahuan (knowledge), dan syukur merupakan penentu kualitas kehidupan
manusia. Tanpa iman (belief), manusia akan kehilangan pegangan penguat
dalam menjalani berbagai corak dan kisi kehidupan.
Ketika terzalimi, tertindas atau terpuruk tanpa adanya
kekuatan yang nyata dimilikinya, satu-satunya yang menguatkannya untuk tetap
bertahan adalah keyakinannya akan eksistensi Tuhan dengan segala keadilan dan
kasih sayangNya. Ketika memiliki harapan dan cita-cita yang sangat tinggi yang
secara nalar melampaui kemampuan dirinya, yang membantunya bersikap optimis
adalah keyakinanNya pada Allah bahwa Dia berkuasa menentukan segala sesuatu
yang dikehendakiNya.
Keyakinan atau tauhid berperan signifikan dalam
kehidupan manusia karena ia menanamkan optimisme yang merupakan “bahan bakar”
utama penggerak laju pembangunan diri dan dunia. Manusia tanpa keyakinan hanya
akan berwujud tubuh yang rentan untuk pesimis, stress dan depresi karena tidak
mampu membaca sesuatu di balik setiap peristiwa, yaitu indahnya design
dan arrangement Allah sebagai Tuhan.
Hanya mereka yang berimanlah yang mampu merasakan
keindahan dan kedamaian hidup, karena itulah maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala
turunkan ajaran berupa agama, untuk menunjukkan bahwa memang pada hakikatnya
manusia adalah makhluk spiritual, homo religious di samping juga homo
sapiens.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar